Minggu, 17 April 2011

bahaya teknologi nuklir

Paparan  radiasi nuklir jepang saat ini
Pemerintah pusat Jepang terus meminta masing-masing pemerintah daerah melakukan pemeriksaan radiasi setelah terjadi tiga kali ledakan di PLTN Fukushima, sejak gempa bumi-tsunami Jepang pada Jumat (11/3/2011). Instruksi tersebut diberikan guna meminimalisasi bahaya radiasi nuklir.

Menurut Mensesneg Jepang Yukio Edano, level radiasi di PLTN Fukushima yang bermasalah mencapai 400 millisieverts (mSv) per jam atau ribuan kali lebih tinggi ketimbang
sebelum terjadi ledakan. Level itu merupakan 20 kali lebih banyak ketimbang level tahunan yang biasa dialami pekerja industri nuklir atau penambang uranium.

Berdasarkan data World Nuclear Association, eksposur terhadap 350 mSv, merupakan kriteria untuk merelokasi penduduk pascatragedi Chernobyl di Ukraina pada 1986. Radiasi alami yang terekspos oleh seluruh manusia mencapai 2 mSv per tahun. Kru penerbangan yang terbang di rute kutub New York-Tokyo, terpapar radiasi hingga 9 mSv per tahun.

Eksposur terhadap 100 mSv atau lebih per tahun merupakan level terendah dimana resiko munculnya sel kanker mulai terlihat. Paparan kumulatif 1.000 mSv kemungkinan akan menyebabkan kanker fatal yang akan keluar beberapa tahun kemudian, pada lima banding 100 orang yang terpapar.

Dosis paparan sebesar 1.000 mSv akan menyebabkan penyakit radiasi seperti mual, namun tidak berpotensi pada kematian. Dosis tunggal 5.000 mSv akan menewaskan setengah dari yang terekspos dalam waktu sebulan.

“Radiasi akut seperti tragedi Chernobyl dan para pekerja Jepang (di PLTN Fukushima) jarang terjadi pada populasi umum,” papar Dr Lam Ching-wan, seorang patologi kimia di University of Hong Kong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar